Fungsi Bulu Punggung pada Kukang

Pada mamalia, pola pewarnaan seringkali dikaitkan sebagai bentuk usaha bersembunyi, komunikasi intraspesifik termasuk sinyak aposematik dan adaptasi fisiologis. Kukang (Nycticebus spp.) adalah primata arboreal asli Asia Tenggara yang menunjukkan kontak warna yang mencolok, sangat teritorial, melakukan torpor rutin, dan merupakan satu dari tujuh taksa mamalia beracun.

Ditemukan bahwa garis punggung kukang Jawa berubah secara musiman, menjadi lebih panjang dan jelas selama musim hujan, saat dimana kukang lebih sering turun ke tanah. Garis punggung juga lebih jelas terlihat pada individu muda di usia pelepasan dan juga amat agresif saat penangkapan. Garis punggung akan memudar seiring bertambahnya usia kukang. Yuk kita simak ulasan lengkapnya!

Apa sih fungsinya?

Banyak sekali! Variasi pola pewarnaan memiliki berbagai fungsi evolusi pada satwa, mulai dari proses biologis dan fisiologis, hingga komunikasi intra dan antarspesies, bentuk persembunyian, dan kamuflase.

Kebanyakan fungsi garis punggung pada satwa adalah bentuk usaha bersembunyi. Terdapat 4 kategori strategi bersembunyi yakni persamaan dengan latar, pewarnaan disruptif, mimikri, dan countershading.

Tanda-tanda mencolok pada satwa juga seringkali menjadi dasar sinyal peringatan aposematik. Hal ini biasanya ditandai dengan blok warna yang kontras atau pola warna yang teratur. Pada mamalia, sinyal-sinyal ini dapat muncul di area wajah, punggung, atau bahkan seluruh tubuh. Tanda mencolok tersebut juga dapat berhubungan dengan proses fisiologis seperti pengaturan suhu tubuh dan mengurangi terang sinar matahari.

Selain kontras yang menurun seiring bertambahnya usia, terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi hal ini. Ketika melihat daerah bulu punggung secara terpisah, daerah anterior lebih dipengaruhi oleh usia, sedangakan daerah posterior pada punggung dipengaruhi oleh musim. Tingkat agresivitas merupakan faktor yang memengaruhi rasio kontras seluruh area garis punggung.

Pola Pewarnaan pada Tubuh Kukang | Sumber: Little Fireface Project

Kalau fungsinya pada kukang?

Garis punggung sebagai warna disruptif telah terbuki menyamarkan mamalia nokturnal dan mengurangi deteksi keberadaan mereka. Kukang akan sangat terlihat di medan terbuka, akan tetapi harus menapak tanah pada saat habitat terputus. Selain itu, kukang akan sering torpor pada musim kemarau dan mengurangi aktivitasnya secara keseluruhan. Dengan menunjukkan pola warna disruptif yang lebih jelas dapat memberi mereka akses yang lebih aman dan lebih besar terhadap sumber makanan pada periode ketika mereka lebih aktif.

Kukang di Pohon | Sumber: Little Fireface Project

Garis punggung dengan kontras yang lebih tinggi dapat memberikan keuntungan adaptif dengan menunjukkan betapa tidak menguntungkannya sebuah interaksi dengan satu individu dalam komunikasi intraspesifik. Meskipun kukang jantan jauh lebih agresif dibandingkan kukang betina, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara garis punggung kukang jantan dan betina.

Rupanya, banyak sekali ya fungsi garis punggung pada kukang!

Referensi:

Nekaris, K. A. I., Campera, M., Watkins, A. R., Weldon, A. V., Hedger, K., & Morcatty, T. Q. (2021). Aposematic signaling and seasonal variation in dorsal pelage in a venomous mammal. Ecology and Evolution11(16), 11387-11397.