Adorable Slow Lorises in the Cold of Night

Hii! My name is Ransi, a volunteer from Institut Teknologi Bandung and this is the story of my time in LFP!

My shift usually starts with preparing the equipment needed. At first, I asked a lot of the question about what should we bring to the field and how to set them up, but I got used to it by the second week. I always wear thick clothes and a jacket to cope with the cold weather. Surprisingly, I adapt pretty well and quick with the weather here! Then, we go to the field to observe the lorises. Regular night shift lasted for 6 hours, so it was 6 hours straight of field work. When our shift ended, we go back to LFP’s camp and take a rest. This is my first time seeing loris and I really think they are so adorable and cute!

It was a very fun and exciting experience to be working on the field and seeing the Javan slow loris upclose. I felt that this is an extended experience from my practical work in college, for the Behavioural Biology course to be exact. Here, I learn how to actually do field work with all the proper tools and proper method. Of course we did have a training before hand. We learned about loris’ ethogram, an inventory of their activities that we have to write down for data. We also can learn a lot from the data! All the volunteer were encouraged to do our own project here and collect our data. I feel like it’s a good opportunity for maybe other senior year student to do their research here. I happened to have my own research interest other than the slow loris here, so I consider the mini project as my opportunity to write a paper. Aside from the field work, there’s also an educational work like the reach out and social event. I particularly like the field work more, but that’s just my personal preference because I happened to be an introvert. It was a really fun event nonetheless! I feel like an event live this is very much needed to help encouraged local community to learn more about the Javan slow loris and the conservation program.

LFP’s Mascot In Action

Haloo! Namaku Ransi, volunteer dari Institut Teknologi Bandung dan ini adalah cerita pengalamanku sebulan di LFP!

Biasanya, aku memulai shift kerja dengan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Awalnya, aku masih harus banyak bertanya kepada staff tentang alat apa saja yang harus dibawa dan bagaimana menggunakannya, namun akhirnya aku mulai terbiasa mulai dari minggu kedua. Setiap ke lapangan, aku selalu menggunakan baju tebal dan jaket tambahan karena udara di sini cukup dingin! Untungnya, aku dapat beradaptasi cukup cepat di sini. Kemudian, waktunya kita ke lapangan untuk mengamati kukang jawa! Shift malam biasanya berlangsung selama 6 jam. Setelah selesai, kita bisa pulang ke rumah penelitian LFP dan beristirahat. Ini adalah kali pertama aku melihat kukang Jawa! Mereka sungguh lucu dan menggemaskan!

Pengalaman bekerja di lapangan dan melihat kukang jawa dari dekat sungguh menarik dan seru! Aku merasa pengalamanku disini merupakan perpanjangan dari praktikum lapangan yang kulakukan di kuliah, khususnya mata kuliah Biologi Perilaku. Di sini, aku belajar bagaimana mengambil data di lapangan dengan metode dan alat yang mumpuni. Tentu, sebelum ke lapangan, kami mendapat pelatihan terlebih dahulu. Kami belajar tentang etogram kukang jawa, semacam inventarisasi aktivitas kukang jawa, yang dirangkum dan memiliki kode-kode aktivitas yang nantinya akan ditulis dan menjadi data lapangan. Semua volunteer disini diperbolehkan mengerjakan proyek kecil masing-masing selama masa kerjanya. Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus bagi para mahasiswa tingkat akhir yang ingin melakukan penelitiannya di sini. Kebetulan, aku sendiri telah memiliki topik penelitian tugas akhir yang berbeda. Jadi, aku menganggap proyek kecilku di sini sebagai wadahku untuk menghasilkan tulisan ilmiah. Selain pekerjaan lapangan, di sini juga sering melakukan kegiatan edukasi. Secara pribadi, aku lebih menyukai mengambil data di lapangan dibandingkan dengan kegiatan edukasi. Namun, kegiatan sosial yang kuikuti disini tetap menyenangkan! Aku merasa kegiatan sosialisasi seperti ini memang  diperlukan agar masyarakat sekitar turut andil dalam usaha konservasi kukang jawa, terlebih lagi aku juga menyaksikan antuisiasme yang cukup besar dari masyarakat setempat!