Who Would Have Thought that a Research Site Could Become Our Second Campus?

This journey started with me, Dian, one of the IPB University Forestry students, who was taking research data at the Little Fireface Project. It is not easy to decide everything related to the thesis. Starting from the topic, method, research time, even research location. With various considerations, finally LFP became the place for me and 2 of my friends to go to do our research about Javan slow loris (Nycticebus javanicus). We spent the first 3 months of 2024 at Little Fireface Project Research Station that located in Cipaganti Village, Garut. Such a short for a amazing experience.

Spending time at LFP is definitely something I will always grateful for. As a forestry student, especially conservation, I feel that LFP is the right place for us. Meeting people from the same environment, learning new things that we haven’t had the chance to do and experiencing experiences that we haven’t had the chance to have in college. LFP really ‘guided’ us to become the reak conservationists. We learned many things, from taking data in the field to analyzing the data we obtained. Assisted by experienced staff and supported by good field equipment, it surely helps us to collect our research data in the field. Apart from collecting data in the field, we also did other activities such as outreach to the community, teaching conservation education in schools, held some educational festivals, and distributing free seeds to the community to support environmental conservation in villages. I feel that all the activities that I do are very exciting and useful, not only for us, but also for the surrounding.

Not only was happy to meet the staff and local residents who helped us (called trackers), I was also very happy to meet the Javan slow loris, one of Indonesia’s endemic primates which is also one of the critically endangered species. We have spent dozens of nights observing Javan slow loris and never get bored of it. Dozens of nights observing different individuals, I always feel amazed by all the new things I encounter in the field every day. Different individuals with different characteristics and behaviour. I feel that slow lorises life is as interesting as human life, including the drama of their lives. My 2 friends and I always ‘gossiping’ about the life of the Javan slow loris in Cipaganti, certainly no less exciting than gossip about friends or celebrities on television. I may be able to observe other animals in other places and times, but the experience at LFP will certainly be something that will always be remembered.

Perjalanan ini dimulai dengan aku, Dian, salah satu mahasiswa Kehutanan IPB University, yang sedang mengambil data penelitian di Little Fireface Project. Bukan hal yang mudah untuk memutuskan segala hal terkait skripsi. Mulai dari topiknya, metodenya, waktu penelitiannya, bahkan tempat penelitiannya. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya LFP menjadi tempat tujuanku dan 2 temanku untuk melakukan penelitian terkait kukang jawa. 3 bulan pertama di tahun 2024 kami habiskan di Stasiun Penelitian Little Fireface Project, Desa Cipaganti, Garut. Waktu yang cukup singkat untuk pengalaman yang luar biasa.

Menghabiskan waktu di LFP jelas merupakan sesuatu yang aku syukuri saat ini. Sebagai mahasiswa kehutanan, khususnya konservasi, aku merasa LFP merupakan tempat yang tepat untuk kami. Bertemu dengan orang-orang dari lingkungan yang sama, belajar hal baru yang belum sempat kami dapatkan di kuliah, dan merasakan pengalaman yang belum sempat kami rasakan di kuliah. LFP benar-benar ‘membimbing’ kami untuk menjadi konservasionis sesungguhnya. Kami mempelajari banyak hal, mulai dari mengambil data di lapangan sampai menganalisis data yang kami peroleh. Dibantu oleh staff yang berpengalaman dan didukung alat lapang yang canggih dan lengkap, tentu saja hal ini membantu proses pengambilan data skripsi kami di lapang. Selain mengambil data di lapangan, kami juga melaksanakan kegiatan lain seperti sosialisasi ke masyarakat, mengajar Pendidikan konservasi di sekolah-sekolah, mengadakan festival Pendidikan, serta membagikan bibit gratis kepada masyarakat untuk mendukung pelestarian lingkungan di desa. Aku merasa seluruh kegiatan yang aku ikuti disini sangat seru dan bermanfaat, tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.

Tidak hanya senang bertemu dengan staff dan warga local yang membantu kami (disebut tracker), aku juga sangat senang karena bisa bertemu kukang jawa, salah satu primate endemik Indonesia yang sudah terancam punah. Puluhan malam sudah kami lewati untuk mengamati kukang jawa dan tidak ada kata bosan untuk itu. Puluhan malam mengamati individu yang berbeda, aku selalu merasa takjub dengan segala hal baru yang kutemui di lapang setiap harinya. Individu yang berbeda dengan karakteristik dan perilaku yang berbeda. Aku merasa bahwa kehidupan kukang sama menariknya dengan kehidupan manusia, termasuk dram kehidupannya. Aku dan 2 temanku selalu ‘bergosip’ terkait kehidupan kukang jawa di Cipaganti, pastinya tidak kalah seru dengan gosip di pertemanan atau artis di televisi. Aku mungkin bisa melakukan pengamatan satwa lainnya di tempat dan waktu lain, namun pengalaman di LFP tentu akan menjad hal yang selalu dikenang.