Bukan Buah, Kukang Ternyata Lebih Suka Makan Getah!

Tahukah kamu? Ternyata getah pohon adalah salah satu sumber makanan terpenting bagi primata! Getah merupakanan sumber makanan utama bagi Kukang Jawa di hutan dataran rendah. Apa saja kandungan nutrisinya? Yuk kita bahas!

Makanan utama? Serius?

Iya! Ternyata, getah pohon adalah sumber pangan penting bagi primata karena ketersediaannya tidak dipengaruhi oleh musim. Kukang adalah primata exudativor yakni satwa pemakan getah. Spesies primata exudativor mengonsumsi getah sepajang tahun sebagai makanan pokok. Lebih dari separuh waktu makan mereka digunakan untuk makan getah, lho! Untuk primata lain dengan sumber pangan musiman seperti buah, serangga, dan daun, getah dapat digunakan sebagai makanan cadangan, yang akan dikonsumsi saat makanan utama tidak tersedia. Akan tetapi, tidak semua jenis getah dikonsumsi oleh primata terlepas dari perannya dalam pola makan satwa ini.

Penghindaran metabolit sekunder tumbuhan (plant secondary metabolites) tertentu didiuga menjadi alasan yang mendasari hal ini, meskipun karakter getah yang dikonsumsi primata liar masih sedikit diketahui.

Cungkilan di pohon oleh kukang | Sumber: Little Fireface Project

Makronutrisi utama pada getah adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida Beta-glucan yang sulit dicerna oleh beberapa spesies primata. Terdapat banyak jenis getah pohon, tetapi gum merupakan getah yang paling sering dikonsumsi oleh kukang. Kukang adalah spesies primata yang memiliki morfologi khusus untuk mengonsumsi gum dan jenis getah lainnya. Mereka memiliki sistem fermentasi mikroba di ususnya untuk mencerna karbohidrat komples yang ditemukan dalam gum, gigi menyerupai sisir yang kuat untuk mencungkil kulit kayu untuk memancing keluarnya gum, dan bahkan garis punggung mirip kulit kayu yang bisa berfungsi sebagai kamuflase terhadap batang pohon. Lengkap sekali, bukan? Kukang mengonsumsi getah dari batang dan dahan pohon, juga resin  dari kulit buah.

Rupanya, perbedaan habitat juga memengaruhi pola makan kukang! Konsumsi gum oleh kukang Jawa terbatas pada area agrikultur di dataran tinggi Jawa Barat. Populasi kukang di daerah ini mengonsumsi gum dari Acacia deccurens sepanjang tahun. Studi lain mengatakan bahwa kukang dapat bertahan hidup di hutan tropis di dataran rendah Kemuning, Jawa Tengah dengan mengonsumsi jenis gum yang berbeda.

Memahami ekologi pangan suatu spesies dalam habitat tertetu diperlukan untuk pengelolaan spesies, baik di alam liar maupun dalam penangkaran, khususnya untuk pengelolaan spesies yang terancam secara global.

Bagaimana perilaku makan kukang?

Kukang mengawali perilaku makan gum dengan mengendus pohon untuk memeriksa apakah ada getah yang mengalir. Mereka mencari lubang getah pada dahan dan batang pohon yang berjarak lebih dari 8 meter di atas permukaan tanah. Kukang kebanyakan mengonsumsi gum dari lubang-lubang di dahan dahan pohon, dan haya sedikit yang mengonsumsi dari batang utama pohon. Terlihat bahwa, mencungkil lubang yang sudah ada dibandingkan membuat lubang baru. Terkait dengan metabolit sekunder tumbuuhan, terdapat kecenderungan pada kukang Jawa di hutan Kemuning yang mengonsumsi gum dengan total kandungan fenolik dan kandungan lavanoid yang lebih rendah, serta kandungan steroid yang tinggi.

Pada kukang, memakan gum juga diduga merupakan salah satu bentuk penyembuhan diri, dan gum yang diperoleh dari pohon mengandung sifat antibakteri, antivirus, dan antelmintik atau anti cacing.

Di daerah-daerah tertentu, habitat kukang bersinggungan dengan habitat manusia juga! Ketergantungan kukang pada gum dalam pola makannya di semua wilayah memiliki keterkaitan dengan konservasi dalam hal ketersediaan dan pelestarian habitat. Populasi kukang Jawa di kawasan pertanian yang sering diubah karena kegiatan antropogenik beresiko kehilangan sumber makanan penting akibat penebangan dan pembukaan lahan.

Kukang makan getah | Sumber: Little Fireface Project

Selain pemantauan di habitat in-situ, temuan ini juga penting bagi pengembangan kukang dalam penangkaran. Kegiatan menyungkil untuk mendapatkan gum menyoroti pentingnya kondisi gigi yang baik bagi kukang liar. Oleh karena itu, penting untuk memantau kesehatan gigi kukang sebelum dilepas liarkan karena akan memengaruhi peluang mereka untuk bertahan hidup di alam liar.

Wah ternyata kita semua hidup berdampingan, ya! Yuk lestarikan habitat sekitar demi kelangsungan hidup satwa lokal!

Referensi:

Dewi, T., Imron, M. A., Lukmandaru, G., Hedger, K., Campera, M., & Nekaris, K. A. I. (2022). The sticky tasty: the nutritional content of the exudativorous diet of the Javan slow loris in a lowland forest. Primates63(1), 93-102.