In Indonesia, the ease of travelling by motorbike means that people rarely choose to walk from A to B, even over short distances. This week we encouraged the children of Cipaganti to slow down and take in their surroundings.
As part of the Education4Conservation program, conducted for children at the kindergarten (TK) level, we took the children walking around the village with their parents. We visited lots of places such as mosques, elementary and junior high schools, village offices, farms, shops, ponds, rice fields, and rivers.
The key lesson from this activity was encouraging the children to be active outside and getting to know the places around them. Children also enjoyed this activity because they can play in nature. They came home with wet clothes from playing in the water and mud around the river. Their clothes were also dirty from running around in the orange groves where the grass was knee-deep. It was a great opportunity for the parents, teachers and kids to slow down and enjoy the moment.
Pernahkah kalian melihat anak-anak Indonesia yang belum dewasa sudah dibiarkan mengendarai motor? Apakah Berjalan selama 15 menit begitu sulit dilakukan?.
Program Education4Conservation yang dilakukan kepada anak-anak di tingkat taman kanak-kanak (TK) saat ini sedang berlangsung untuk melakukan kegiatan mengunjungi tempat-tempat disekitar sekolah. Kegiatan ini dilakukan dengan berjalan kaki bersama dengan orangtua mereka. Kami mengunjungi beberapa tempat seperti Mesjid, Gedung sekolah SD, SMP SMA, Kantor desa, toko buah, kebun jeruk, kolam ikan, ladang padi, dan sungai. Kami mengunjungi tempat tempat tersebut dalam 3 hari. Dalam satu hari kami dapat berjalan sejauh ±500 M. Lebih hebatnya lagi kegiatan ini dilakukan di bulan puasa tetapi kami dapat melaluinya dengan baik.
Pelajaran yang didapat dari melakukan kunjungan ini adalah membiasakan anak untuk tidak malas untuk berjalan dan juga mengenal tempat-tempat disekitar mereka tinggal. Anak-anak juga menyukai kegiatan ini karena mereka dapat bermain di alam. Mereka pulang dengan baju yang basah karena bermain air dan lumpur disekitar sungai. Baju mereka juga kotor karena berlarian di kebun jeruk yang rumputnya setinggi lutut mereka. Hal ini tidak menjadi masalah bagi orangtua, guru dan juga anak-anak karena mereka senang dan menikmati moment tersebut.