Last week on our blog, we shared a story about the myth of the slow loris, written by Ferryandi, one of our research assistants. Ferry has written this weeks blog to properly introduce himself.
Hello, I’m Ferryandi. Nice to meet you!
I’m the Research Assistant at the Little Fireface Project. This time, I will share a little story of my life until I joined LFP. You need to know that I work in the field is none other than because I love conservation and anything related to it.
Before joining LFP and doing everything about it, I also had several internships in Javan endemic primates and protected animals such as the Javan Eagle and Gibbon. My first experience started when I did a fieldwork practice at the PKEK (Kamojang Eagle Conservation Center), Garut. There I got a lot of experience, rain and cold nights have become my daily life. At PKEK, I met many great people whose knowledge was no less extraordinary. I learned new knowledge about eagle scoring behavior, eagle keeping, eagle observation, and release preparation. It doesn’t look very easy, but it feels very exciting for me to explore myself to open up more knowledge when it is lived. In this part, I get the opportunity to observe a group of Brahminy kite (Elang Bondol) who were release candidates, and that make me impressed.
On another story, I also did an internship and did my research for my BSc thesis in The Aspinal Foundation. Study about endemic primates in the Java area, habitat characteristics, and the development of rehabilitated Javan gibbon ranges. There I learned a lot of new things, such as how to use camera traps, observe the behavior of the primates in the target, recognize and use range finder, thermohygrometer, GPS, mapping, and many others. Camping 3 nights in the middle of the forest to see the activity of the Javan gibbons at dawn is a fun activity. In addition, walking around the tea gardens using a trail bike is also a memorable experience. Luckily, I can observe a family of langurs and wild gibbons in their habitat.
Now, here I am in Little Fireface Project. The place where the sun disappears is the time for me to start my activity, which in general, the sun’s descent from the sky is a sign for humans to be inactive. But I don’t mind this because I’m a human who tends to be more active at night. Therefore, this is consistent with the object I observed in LFP, namely the Javan Slow Loris. I learned how to range from observation activities, installing radio collars, setting up camera traps, monitoring the development of coffee plantations, conducting social activities or educating the surrounding community, and many more. Besides that, I can also find new people who come with all their advantages, exploring and sharing knowledge with them. They are also partnering in activities and my friends for discussions here in LFP. On holidays we do a lot of fun activities to visit the places for tourism or watch movies together. The funniest part is where I have to be the mascot of the slow loris in socialization activities to entertain the kids. Honestly, I don’t know how to play with kids. Besides that, I enjoyed entertaining and making other people happy. This activity in contact with the universe is what I like. It makes me interpret everything in life while living it. I can participate in environmental conservation and hope my efforts can protect the environment. It’s a very extraordinary experience to be here and be a part of it.
Minggu lalu di blog, kami mengunggah cerita tentang mitos kukang yang ditulis oleh Ferryandy, salah satu asisten peneliti kami. Hari ini kami secara khusus mengunggah blog yang menggambarkan Ferry. Mari kita lihat, Feryandi yang menulis blog mitos kukang.
Halo, saya Ferryandi. Senang berkenalan dengan Kalian!
Saya Asisten Peneliti di Proyek Little Fireface. Kali ini saya akan sedikit berbagi cerita tentang kehidupan saya sampai saya bergabung dengan LFP. Perlu Anda ketahui bahwa saya bekerja di lapangan tidak lain karena saya mencintai konservasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Sebelum bergabung dengan LFP dan melakukan segala sesuatunya, saya juga pernah magang di beberapa primata endemik Jawa dan satwa yang dilindungi seperti Elang Jawa dan Owa. Pengalaman pertama saya dimulai ketika saya melakukan praktek kerja lapangan di PKEK (Pusat Konservasi Elang Kamojang), Garut. Di sana saya mendapat banyak pengalaman, hujan dan dinginnya malam sudah menjadi keseharian saya. Di PKEK, saya banyak bertemu dengan orang-orang hebat yang ilmunya tidak kalah luar biasa. Saya belajar pengetahuan baru tentang cara menilai perilaku elang, pemeliharaan elang, pengamatan elang, dan persiapan pelepasliaran. Kelihatannya tidak mudah, tapi rasanya sangat mengasyikkan bagi saya untuk mengeksplor diri untuk menemukan lebih banyak pengetahuan ketika dihayati. Pada bagian ini, saya berkesempatan untuk mengamati sekelompok Elang Bondol yang merupakan calon pelepasliaran, dan itu membuat saya terkesan.
Di cerita lain, saya juga magang dan melakukan penelitian untuk skripsi saya di The Aspinal Foundation. Kajian primata endemik di wilayah Jawa, karakteristik habitat, dan perkembangan kawasan jelajah owa jawa yang telah direhabilitasi. Di sana saya belajar banyak hal baru, seperti cara menggunakan camera trap, mengamati perilaku primata, mengenali dan menggunakan parameter, thermohygrometer, GPS, mapping, dan masih banyak lagi. Berkemah 3 malam di tengah hutan untuk melihat aktivitas owa jawa saat subuh merupakan kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, berkeliling kebun teh menggunakan motor trsil juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Untungnya, saya bisa mengamati keluarga lutung dan owa liar di habitatnya.
Sekarang, inilah saya di Little Fireface Project. Tempat menghilangnya matahari adalah saatnya saya memulai aktivitas saya, yang pada umumnya turunnya matahari dari langit merupakan pertanda manusia tidak beraktivitas. Tapi saya tidak mempermasalahkannya karena saya cenderung lebih aktif di malam hari. Oleh karena itu, hal ini sesuai dengan objek yang saya amati di LFP yaitu Kukang Jawa. Saya belajar mulai dari kegiatan observasi, memasang radio collar, memasang camera trap, memantau perkembangan kebun kopi, melakukan kegiatan sosial atau mengedukasi masyarakat sekitar, dan masih banyak lagi. Selain itu, saya juga bisa menemukan orang-orang baru yang datang dengan segala kelebihannya, menjelajah dan berbagi ilmu dengan mereka. Mereka juga bermitra dalam kegiatan dan teman-teman saya untuk diskusi di sini di LFP. Di hari libur kita banyak melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata atau menonton film bersama. Bagian yang paling lucu adalah dimana saya harus menjadi maskot kukang dalam kegiatan sosialisasi untuk menghibur anak-anak. Sejujurnya, saya tidak tahu cara bermain dengan anak-anak. Selain itu, saya senang menghibur dan membuat orang lain senang. Kegiatan yang bersentuhan dengan alam semesta inilah yang saya sukai. Itu membuat saya menafsirkan segala sesuatu dalam hidup sambil menjalaninya. Saya dapat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dan berharap upaya saya dapat melindungi lingkungan. Merupakan pengalaman yang sangat luar biasa berada di sini dan menjadi bagian darinya.